Jumat, 19 Oktober 2012

TENAGA LISTRIK: PLN optimistis PLTP Muara Laboh beroperasi 2016

 Compact_listrik003  simonsirait

JAKARTA—PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) optimistis PLTP Muara Laboh berkapasitas 220 MW di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat bisa beroperasi pada 2016.

PLTP Muara Laboh dikerjakan oleh PT Supreme Energy Muara Laboh dengan skema Independent Power Producer (IPP) dan listriknya nanti akan disalurkan ke PLN berdasarkan kontrak jual beli listrik selama 30 tahun. Supreme menginvestasikan dana hingga Rp7 triliun dalam proyek tersebut.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan pembangkit itu akan memasok kepada sistem interkoneksi Sumatra. Nur optimistis Supreme bisa mengerjakan proyek tersebut tepat waktu.

“Saya optimistis Supreme akan on time,” ujarnya kepada Bisnis, hari ini, Minggu (23/9).

Nur mengatakan kehadiran PLTP tersebut bisa memenuhi tingginya pertumbuhan permintaan listrik di Sumatra, baik dari pelanggan industri mau pun rumah tangga.

“Sumatra tumbuh pesat, pada 2016 beban puncak Sumatra mencapai 7.000 MW,” ujar Nur.

Pada Jumat lalu (21/9), Nur ikut menghadiri acara Supreme yang melakukan penajakan atau pengeboran perdana sumur eksplorasi panas bumi ML-A1 di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Liki Pinangawan Muara Laboh di Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat. 

Acara tersebut dipimpin langsung oleh Presdir & CEO Supreme Energy Supramu Santosa dan dihadiri juga oleh Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Tisnaldi. Pengeboran sumur eksplorasi ini adalah pengeboran sumur eksplorasi panas bumi pertama di Indonesia pasca terbitnya UU No.27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi.

Pengeboran sumur ML-A1 merupakan rangkaian dari total pengeboran 4—6 sumur eksplorasi untuk membuktikan adanya sumber panas bumi yang cukup untuk membangun PLTP sebesar 220 MW. Kegiatan eksplorasi diperkirakan memakan waktu antara 6—9 bulan. Pembangunannya diperkirakan dimulai pada awal 2014 dan diselesaikan pada 2016.

Leila Rima, Communication & Relation Officer PT Supreme Energy Muara Laboh mengatakan sebelum kegiatan pengeboran eksplorasi dilakukan, Supreme sudah melakukan survei pendahuluan dan studi yang sangat komprehensif, disusul dengan pembangunan infrastruktur jalan dan pembangunan lokasi sumur yang diperlukan.

Menurut Leila, jika pengeboran eksplorasi ini sukses seperti yang diharapkan, maka selanjutnya akan dikuti dengan studi kelayakan, rekayasa, desain, dan tender untuk pembangunan fasilitas produksi dan pembangkit listrik. Selain itu, selanjutnya juga akan dilakukan pengeboran sumur-sumur produksi.

Proyek PLTP Muara Laboh masuk dalam program 10.000 MW tahap kedua berdasarkan Peraturan Presiden No.4 Tahun 2010 jo Perpres No.48 Tahun 2011.

Sebelumnya pada 2 Maret 2012, PLN telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan konsorsium PT Supreme Energy, International Power GDF Suez, dan Sumitomo Corporation, untuk proyek PLTP Muara Laboh sekaligus PLTP Rajabasa. Ada pun harga listrik untuk Muara Laboh sebesar US$9,4 sen per kWh dan Rajabasa sebesar US$9,5 sen per kWh.,

Tidak ada komentar: